Penulis :
Sri Tjahajawati
Sinopsis :
Secara sederhana, bruxism adalah mengatupkan dan menggemeretakkan gigi saat seseorang tidak sedang mengunyah atau menelan. Hal ini tercatat sebagai kebiasaan parafungsional sistem dentofasial yang paling umum. Aktivitas bruxism menjadi perhatian utama bagi dokter gigi karena dapat menyebabkan keausan dan kerusakan gigi, kerusakan restorasi, sakit kepala pada bagian temporal dan gangguan sendi temporomandibular. Kisaran prevalensinya berkisar antara 8-31% pada populasi umum dan 14-20% pada anak-anak. Kelompok usia di atas 60 tahun memiliki kemungkinan lebih kecil terkena dampaknya dan menunjukkan prevalensi yang menurun hingga sekitar 3%.
top of page
Rp0,00Price
Product Page: Stores_Product_Widget
bottom of page